Tak
biasanya aku tersenyum selebar dan sebahagia ini. Kamis malam lalu, tepatnya
tanggal 29 Januari 2015, merupakan hari yang sangat mengesankan dan menggembirakanku. Aku bersama kakak asramaku, Kak Listian Nova, menyempatkan waktu
untuk pergi ke Botani Square menonton film Seventh
Son. Awal dari perjalanan kami biasa saja. Pergi berdua dengan menaiki
angkutan perkotaan (angkot) Kampus Dalam menuju terminal Laladon, lalu berganti
dengan angkot hijau 03 tujuan Baranangsiang. Nah… Di sini aku merasakan feel tersebut. Terkesan dan bahagia
sekali. Beruntung sekali, aku dapat duduk di kursi depan di samping pak supir. Angkot
yang kami tumpangi sudah penuh dan siap melaju menuju Botani Square. Entah apa yang yang terjadi,
semua fokus-ku tertuju pada supir angkot lanjut usia tersebut. Sebelum
berangkat, ia mengucapkan kalimat luar biasa yang belum pernah aku dengar dari
mulut supir angkot lainnya. Ia mengucapkan lafadz basmallah (Bismillaahir Rahmaanir Rahiim) sebelum ia tancap gas dengan
angkotnya.
Sepanjang
perjalanan, aku tetap menaruh fokus-ku pada supir angkot tersebut. Dan di
sepanjang perjalanan itu pula, ia menebarkan kebaikan bagi para penumpang dan
orang-orang sekitar. Saat ada penumpang yang turun tetapi tempat ia
memberhentikan angkot sedikit terlewat dengan tempat yang dimaksud oleh
penumpang (read: kelewatan), ia
langsung meminta maaf pada penumpang tersebut. Kejadian itu sempat terjadi tiga
kali dalam hitunganku. Mungkin pak supir tersebut tidak mendengar saat
penumpang bilang “kiri” karena ia sedang fokus pada perjalanannya. Kejadian
unik lainnya adalah saat ada seorang ibu lanjut usia yang ingin menyeberang
jalan. Pak supir langsung memberhentikan
angkotnya dan membiarkan ibu
tersebut menyeberang di hadapannya.
Selain itu, saat ada penumpang yang memberikan uang sejumlah lima puluh ribu rupiah, ia tetap
mengembalikan kembaliannya dengan jujur.
Penumpang tersebut naik bersamaku dari terminal Laladon. Ia turun di stasiun
dan diberi kembalian sebesar empat puluh
enam ribu rupiah, tidak kurang dan tidak lebih.
Satu
hal yang membuatku betah menaruh
fokus-ku pada supir angkot tersebut adalah bahwa supir angkot tersebut selalu tersenyum kepada siapa pun, di mana pun, dan dalam kondisi apapun.
Subhanallah…
Allah
Swt. telah merencanakan semuanya. Setelah kami selesai menonton film Seventh
Son, kami melanjutkan perjalanan pulang menuju asrama. Lagi… Lagi… Dan
lagi… Aku katakana bahwa Allah Swt. telah merencanakan semuanya. Ketika pulang,
kami bertemu kembali dengan supir angkot
luar biasa tersebut. Angkot yang sama dengan supir yang sama. Lagi-lagi,
supir angkot ini memang luar biasa. Ia tetap sama seperti yang awal aku
ceritakan di atas. Ia tetap baik, ramah,
dan murah senyum kepada siapa
pun. Masya Allah… Di zaman seperti ini ternyata masih ada orang luar biasa
seperti Bapak. Andaikan semua supir angkot yang ada di mana pun berperilaku
seperti Bapak, insya Allah akan tercipta kedamaian dan kesejukkan hati. Semoga
Bapak tetap istiqomah dengan sifat-sifat Bapak yang luar biasa tersebut. Semoga
pula aku dapat dipertemukan kembali dengan Bapak atau mungkin supir-supir
angkot lain yang memiliki sifat seluar biasa Bapak. Aamiin………
Alik klu uda bapak2, jadi bapak2 yang baek juga yaa
BalasHapusHahaha
BalasHapusAamiin insya Allah